Senin, 21 September 2020

Materi bahan nabati menjadi makanan khas daerah kwu kelas XI

 

Pengolahan Dan Kewirausahaan Bahan Nabati dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah

Bahan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang penting. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, industri
pangan pun makin meningkat. Tidak heran jika industri pangan,
terutama industri berskala kecil makin bermunculan untuk memenuhi
permintaan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan industri pangan,
kita harus mengetahui tentang bahan pangan tersebut. Umumnya,
bahan pangan berasal dari dua sumber, yaitu bahan pangan nabati
dan bahan pangan hewani. Bahan pangan nabati adalah bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti: sayursayuran,
buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia. Bahan pangan
hewani adalah bahan makanan yang berasal dari hewan, seperti:
telur ,ayam, daging, ikan, dan susu.
Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hendaknya senantiasa
bersyukur atas limpahan nikmat yang tidak putus-putusnya diberikan
kepada kita. Tuhan telah memberikan karunian-Nya kepada
manusia berupa akal pikiran dan kemampuan berpikir melebihi
makhluk ciptaan-Nya yang lain. Dengan akal dan pikiran, kita dapat
memanfaatkan bahan nabati dan hewani menjadi produk yang
beraneka ragam. Salah satunya adalah produk makanan khas
daerah.

A. Makanan Khas Daerah
Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai
suku bangsa dan memiliki keanekaragaman di berbagai
bidang, salah satunya adalah makanan khas daerah.

1. Pengertian Makanan Khas Daerah
Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa
di konsumsi di suatu daerah. Karakter masakan di suatu
daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya.
Daerah pegunungan menghasilkan masakan dari sayurmayur
karena iklim pegunungan yang dingin, umumnya
masakannya serba panas atau pedas.
a. Masakan dari Jawa Barat
1) Banyak menggunakan sayur-mayur mentah
seperti karedok atau sekadar lalap mentah yang
disantap bersama sambal
2) Sedikit pedas dan asam.
3) Dominan masakan yang terbuat dari ikan.
4) Contoh makanan khas dari Jawa Barat ialah pepes
ikan dan karedok.
b. Masakan Jawa Tengah
1) Bawang putih sering jadi bumbu dominan.
2) Banyak ditemukan masakan bersantan.
3) Rasa manis lebih disukai daripada rasa lainnya.
4) Contoh makanan khas dari Jawa Tengah ialah
gudeg.
c. Masakan Jawa Timur
1) Banyak menggunakan terasi dan petis sebagai
pemberi rasa pada masakan.
2) Agak pedas.
3) Masakan banyak dimatangkan dengan cara
direbus, digoreng, dipepes, dan dibakar.
4) Contoh makanan khas dari Jawa Timur ialah
rujak cingur
Masakan Sumatra
1) Menggunakan banyak bumbu terutama masakan
Sumatra Barat.
2) Masakannya menggunakan banyak cabai hingga
rasanya relatif pedas.
3) Daerah Sumatra Selatan sangat suka masakan
yang asam rasanya.
4) Masakan banyak dimatangkan dengan cara
direbus, dibakar, dan digoreng.
5) Waktu memasaknya relatif lama.
6) Masakan dari Sumatra Barat banyak
menggunakan santan yang kental.
7) Masakan dari sayur-mayur tidak banyak
jumlahnya. Kalaupun ada, jenis sayurnya tidak
bervariasi. Sayur yang sering dipakai antara lain
daun singkong, kacang panjang, buncis, dan
nangka muda.
8) Contoh makanan khas dari Sumatra ialah
rendang

2. Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah
Makanan khas daerah memiliki kandungan gizi dan
manfaat yang beragam, sesuai dengan bahan baku,
bahan tambahan, dan teknik pengolahan yang
digunakan. Bahan utama produk makanan khas daerah
adalah bahan nabati atau hewani. Kandungan nutrisi
utamanya adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Jumlah komponen-komponen tersebut
berbeda-beda pada setiap bahan, bergantung pada
susunan, kekerasan, tekstur, citarasa, dan warna.

3. Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah
Untuk mengolah suatu makanan, diperlukan
teknik-teknik tertentu agar dihasilkan suatu produk
makanan seperti yang diharapkan yang bercitarasa baik.
Adapun teknik-teknik proses pengolahan untuk membuat
makanan khas daerah di antaranya :

a. Persiapan Bahan
• Menimbang
• Menyiang
• Mencuci
• Memotong
• Mengocok
• Merendam dalam cairan bumbu
• Menggiling
• Memanir

b. Teknik Memasak dengan Pemanasan Kering
1) Memanggang (baking dan roasting)
Memanaskan dengan udara panas dan kering di
sekelilingnya, biasanya di dalam oven.
2) Menggoreng dalam minyak (deep frying)
3) Menggoreng dengan wajan dangkal (shallow
frying/pan frying)
4) Memasak dengan sedikit minyak (Saute/
Menumis)
5) Setup (stewing)
Memasak makanan secara perlahan (95 -
99 0C) dengan sedikit air dan dihidangkan
dengan air rebusannya.
6) Merebus (poaching)
Memasak dalam cairan dengan suhu antara 71-
82 0C
7) Mengukus (steaming)

Memasak bahan makanan dengan uap air
panas/mendidih.
Penyajian dan Kemasan
Penyajian dan kemasan merupakan tahapan akhir dan
memegang peranan penting dalam usaha pengolahan
makanan. Makanan dengan penampilan menarik akan
menggugah selera karena untuk mengonsumsi, pertamatama
harus pandangan mata yang bekerja, kemudian diikuti
untuk indra penciuman untuk aroma, yang tentunya panduan
bumbu yang memberi indra rasa bekerja menghasilkan rasa
nikmat.Makanan khas daerah pada masa lampau biasanya
dikemas dengan menggunakan kemasan tradisional seperti
kendil dari tanah liat, anyaman daun pisang, daun kelapa,
kelobot jagung, dll.

Wirausaha Produk Makanan Khas Daerah
Peluang dalam bahasa Inggris adalah opportunity
yang berarti kesempatan yang muncul dari sebuah
kejadian atau momen. Jadi, peluang berasal dari
kesempatan yang muncul dan menjadi ilham (ide) bagi

seseorang.Kegiatan pengolahan produk makanan daerah saat
ini merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan
bagi masyarakat, dimana potensi sumber daya alam di
Indonesia cukup potensial untuk diolah menjadi makanan
khas daerah, seperti di Provinsi Banten yang memiliki
potensi laut sangat besar. Hasil laut tersebut
dimanfaatkan menjadi makanan khas daerah, seperti
sate bandeng sehingga meningkatkan perekonomian
daerah tersebut.
Kegiatan pengolahan produk makanan daerah saat
ini merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan
bagi masyarakat, dimana potensi sumber daya alam di
Indonesia cukup potensial untuk diolah menjadi makanan
khas daerah, seperti di Provinsi Banten yang memiliki
potensi laut sangat besar. Hasil laut tersebut
dimanfaatkan menjadi makanan khas daerah, seperti
sate bandeng sehingga meningkatkan perekonomian
daerah tersebut.
 Menciptakan Peluang Usaha Pengolahan Makanan
Khas Daerah
1) Ide Usaha
Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide
usaha adalah faktor internal dan faktor eksternal.
a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri seseorang sebagai subjek, antara lain :
1) pengetahuan yang dimiliki;
2) pengalaman dari individu itu sendiri;
3) pengalaman saat ia melihat orang lain
menyelesaikan masalah;
4) intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul
dari individu itu sendiri.
2) Risiko Usaha
Tugas wirausaha di dalam pengambilan risiko
adalah sebagai berikut.
a. Menetapkan kebutuhan pada tingkat
permintaan waktu sekarang.
b. Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk
memenuhi permintaan konsumen.
c. Menyewakan alat-alat produksi untuk
memenuhi permintaan konsumen.
d. Mensubkontrolkan kepada pembuat produk
yang lebih kecil.
e. Mengumpulkan informasi usaha.
f. Mengurangi risiko usaha.
3. Keberhasilan dan Kegagalan dalam
Berwirausaha Pengolahan Makanan Khas
Daerah
Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan
usahanya dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
a. Keyakinan yang kuat dalam berusaha.
b. Sikap mental yang positif dalam berusaha.
c. Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri. 

5 komentar: