Senin, 31 Agustus 2020

Usaha budi daya dan pembenihan ikan konsumsi KWU Kelas XI

1. Ide dan Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan budidaya ikan saat ini merupakan salah satu usaha ekonomi produktif bagi masyarakat.
Pada dasarnya segmen usaha budidaya ikan di dasarkan pada proses produksinya, secara umum proses budidaya ikan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu
  1. Usaha pembenihan
  2. Pendederan
  3. Pembesaran ikan

Usaha pembenihan merupakan suatu tahapan kegiatan perikanan yang hasilnya adalah benih ikan. Usaha pembesaran adalah kegiatan perikanan yang output atau hasilnya adalah ikan berukuran konsumsi.

Berbeda dengan usaha pendederan yang merupakan kegiatan perikanan dengan output berupa benih ikan, tapi ukurannya lebih besar dari output pembenihan.

Komoditas usaha yang dipilih dalam kegiatan budidaya ikan sangat bergantung dengan permintaan pasar, teknis operasional, dan implementasinya.

Salah satu permintaan ikan konsumsi yang akan kita ambil contohnya disini adalah ikan lele. Ikan lele yang semakin meningkat menjadikan peluang usaha sangat terbuka bagi para pelaku usaha pembesaran.

Dengan tingkat konsumsi yang tinggi seperti pada warung-warung makanan dengan menu ikan lele, berdampak secara langsung terhadap kebutuhan benih ikan lele oleh para pengusaha.

Kondisi ini membuat para petani pembenihan ikan lele untuk semakin memanfaatkan usaha pemasaran produknya, karena banyak konsumen yang datang langsung ke lokasi pembenihan.

Untuk satu kali siklus usaha pembenihan dengan jangka waktu antara 40 hingga 45 hari dapat menghasilkan benih ikan lele sebanyak 30.000 hingga 50.000 ekor dengan berbagai macam ukuran.

Berdasarkan ukurannya, dalam satu siklus seperti yang dijelaskan di atas sebagian besar ditawarkan atau dijual dengan ukuran 5-6 cm.


2. Sumberdaya yang dibutuhkan dalam Pembenihan Ikan Konsumsi

a. Man (manusia)

Sumber daya manusia adalah faktor daya yang berasal dari manusia. Dalam sebuah kegiatan usaha, manusia adalah faktor paling penting. Karena sebagai pelaku utama yang melaksanakan proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


b. Money (uang)

Uang adalah faktor yang dibutuhkan dalam pembiayaan semua kebutuhan yang diperlukan selama proses produksi, seperti untuk pembelian bahan baku yang akan diolah, perawatan mesin produksi ataupun gaji para karyawan.


c. Material (bahan)

Material adalah bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi sebuah usaha, terdiri dari bahan mentah, bahan setengah jadi, dan bahan jadi.


d. Machine (peralatan)

Machine berasal dari bahasa Inggris yang artinya mesin. Mesin adalah salah satu sarana yang sangat dibutuhkan dalam sebuah proses produksi.

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang semakin canggih, alat-alat yang mendukung proses produksi-pun juga menjadi lebih canggih, sehingga dapat menghemat biaya dan tenaga.


e. Method (cara kerja)

Metode adalah penetapan kerja atau tips-tips untuk tercapainya tujuan dalam sebuah proses produksi. Dalam sebuah proses produksi diperlukan metode yang membimbing seseorang untuk menghasilkan produk yang baik.

Tanpa sebuah metode, tidak akan ada petunjuk untuk melaksanakan proses produksi akibatnya produk yang dihasilkan tidak memuaskan.


f. Market (pasar)

Pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran usaha. Jika proses produksi dihentikan maka pengusaha akan kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha untuk mengetahui produk seperti apa yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen sehingga dapat dipasarkan dengan baik.


g. Information (Informasi)


  • Informasi juga dibutuhkan agar usaha menjadi lebih lancar dan berkelanjutan. Proses produksi tidak akan berkembang dengan baik jika tidak memiliki informasi pasar produk usaha dari seorang professional maupun dari berbagai media, seperti internet, buku, majalah maupun koran.

Jumat, 28 Agustus 2020

Usaha budi daya dan pembenihan ikan konsumsi kelas XI

1. Ide dan Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan budidaya ikan saat ini merupakan salah satu usaha ekonomi produktif bagi masyarakat.
Pada dasarnya segmen usaha budidaya ikan di dasarkan pada proses produksinya, secara umum proses budidaya ikan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu
  1. Usaha pembenihan
  2. Pendederan
  3. Pembesaran ikan

Usaha pembenihan merupakan suatu tahapan kegiatan perikanan yang hasilnya adalah benih ikan. Usaha pembesaran adalah kegiatan perikanan yang output atau hasilnya adalah ikan berukuran konsumsi.

Berbeda dengan usaha pendederan yang merupakan kegiatan perikanan dengan output berupa benih ikan, tapi ukurannya lebih besar dari output pembenihan.

Komoditas usaha yang dipilih dalam kegiatan budidaya ikan sangat bergantung dengan permintaan pasar, teknis operasional, dan implementasinya.

Salah satu permintaan ikan konsumsi yang akan kita ambil contohnya disini adalah ikan lele. Ikan lele yang semakin meningkat menjadikan peluang usaha sangat terbuka bagi para pelaku usaha pembesaran.

Dengan tingkat konsumsi yang tinggi seperti pada warung-warung makanan dengan menu ikan lele, berdampak secara langsung terhadap kebutuhan benih ikan lele oleh para pengusaha.

Kondisi ini membuat para petani pembenihan ikan lele untuk semakin memanfaatkan usaha pemasaran produknya, karena banyak konsumen yang datang langsung ke lokasi pembenihan.

Untuk satu kali siklus usaha pembenihan dengan jangka waktu antara 40 hingga 45 hari dapat menghasilkan benih ikan lele sebanyak 30.000 hingga 50.000 ekor dengan berbagai macam ukuran.

Berdasarkan ukurannya, dalam satu siklus seperti yang dijelaskan di atas sebagian besar ditawarkan atau dijual dengan ukuran 5-6 cm.


2. Sumberdaya yang dibutuhkan dalam Pembenihan Ikan Konsumsi

a. Man (manusia)

Sumber daya manusia adalah faktor daya yang berasal dari manusia. Dalam sebuah kegiatan usaha, manusia adalah faktor paling penting. Karena sebagai pelaku utama yang melaksanakan proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


b. Money (uang)

Uang adalah faktor yang dibutuhkan dalam pembiayaan semua kebutuhan yang diperlukan selama proses produksi, seperti untuk pembelian bahan baku yang akan diolah, perawatan mesin produksi ataupun gaji para karyawan.


c. Material (bahan)

Material adalah bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi sebuah usaha, terdiri dari bahan mentah, bahan setengah jadi, dan bahan jadi.


d. Machine (peralatan)

Machine berasal dari bahasa Inggris yang artinya mesin. Mesin adalah salah satu sarana yang sangat dibutuhkan dalam sebuah proses produksi.

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang semakin canggih, alat-alat yang mendukung proses produksi-pun juga menjadi lebih canggih, sehingga dapat menghemat biaya dan tenaga.


e. Method (cara kerja)

Metode adalah penetapan kerja atau tips-tips untuk tercapainya tujuan dalam sebuah proses produksi. Dalam sebuah proses produksi diperlukan metode yang membimbing seseorang untuk menghasilkan produk yang baik.

Tanpa sebuah metode, tidak akan ada petunjuk untuk melaksanakan proses produksi akibatnya produk yang dihasilkan tidak memuaskan.


f. Market (pasar)

Pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran usaha. Jika proses produksi dihentikan maka pengusaha akan kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha untuk mengetahui produk seperti apa yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen sehingga dapat dipasarkan dengan baik.


g. Information (Informasi)

Informasi juga dibutuhkan agar usaha menjadi lebih lancar dan berkelanjutan. Proses produksi tidak akan berkembang dengan baik jika tidak memiliki informasi pasar produk usaha dari seorang professional maupun dari berbagai media, seperti internet, buku, majalah maupun koran.

Kamis, 27 Agustus 2020

Perencanan usaha budidaya dan pembenihan ikan konsumsi kelas XI

1. Ide dan Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan budidaya ikan saat ini merupakan salah satu usaha ekonomi produktif bagi masyarakat.
Pada dasarnya segmen usaha budidaya ikan di dasarkan pada proses produksinya, secara umum proses budidaya ikan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu
  1. Usaha pembenihan
  2. Pendederan
  3. Pembesaran ikan

Usaha pembenihan merupakan suatu tahapan kegiatan perikanan yang hasilnya adalah benih ikan. Usaha pembesaran adalah kegiatan perikanan yang output atau hasilnya adalah ikan berukuran konsumsi.

Berbeda dengan usaha pendederan yang merupakan kegiatan perikanan dengan output berupa benih ikan, tapi ukurannya lebih besar dari output pembenihan.

Komoditas usaha yang dipilih dalam kegiatan budidaya ikan sangat bergantung dengan permintaan pasar, teknis operasional, dan implementasinya.

Salah satu permintaan ikan konsumsi yang akan kita ambil contohnya disini adalah ikan lele. Ikan lele yang semakin meningkat menjadikan peluang usaha sangat terbuka bagi para pelaku usaha pembesaran.

Dengan tingkat konsumsi yang tinggi seperti pada warung-warung makanan dengan menu ikan lele, berdampak secara langsung terhadap kebutuhan benih ikan lele oleh para pengusaha.

Kondisi ini membuat para petani pembenihan ikan lele untuk semakin memanfaatkan usaha pemasaran produknya, karena banyak konsumen yang datang langsung ke lokasi pembenihan.

Untuk satu kali siklus usaha pembenihan dengan jangka waktu antara 40 hingga 45 hari dapat menghasilkan benih ikan lele sebanyak 30.000 hingga 50.000 ekor dengan berbagai macam ukuran.

Berdasarkan ukurannya, dalam satu siklus seperti yang dijelaskan di atas sebagian besar ditawarkan atau dijual dengan ukuran 5-6 cm.


2. Sumberdaya yang dibutuhkan dalam Pembenihan Ikan Konsumsi

a. Man (manusia)

Sumber daya manusia adalah faktor daya yang berasal dari manusia. Dalam sebuah kegiatan usaha, manusia adalah faktor paling penting. Karena sebagai pelaku utama yang melaksanakan proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


b. Money (uang)

Uang adalah faktor yang dibutuhkan dalam pembiayaan semua kebutuhan yang diperlukan selama proses produksi, seperti untuk pembelian bahan baku yang akan diolah, perawatan mesin produksi ataupun gaji para karyawan.


c. Material (bahan)

Material adalah bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi sebuah usaha, terdiri dari bahan mentah, bahan setengah jadi, dan bahan jadi.


d. Machine (peralatan)

Machine berasal dari bahasa Inggris yang artinya mesin. Mesin adalah salah satu sarana yang sangat dibutuhkan dalam sebuah proses produksi.

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang semakin canggih, alat-alat yang mendukung proses produksi-pun juga menjadi lebih canggih, sehingga dapat menghemat biaya dan tenaga.


e. Method (cara kerja)

Metode adalah penetapan kerja atau tips-tips untuk tercapainya tujuan dalam sebuah proses produksi. Dalam sebuah proses produksi diperlukan metode yang membimbing seseorang untuk menghasilkan produk yang baik.

Tanpa sebuah metode, tidak akan ada petunjuk untuk melaksanakan proses produksi akibatnya produk yang dihasilkan tidak memuaskan.


f. Market (pasar)

Pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kelancaran usaha. Jika proses produksi dihentikan maka pengusaha akan kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha untuk mengetahui produk seperti apa yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen sehingga dapat dipasarkan dengan baik.


g. Information (Informasi)

Informasi juga dibutuhkan agar usaha menjadi lebih lancar dan berkelanjutan. Proses produksi tidak akan berkembang dengan baik jika tidak memiliki informasi pasar produk usaha dari seorang professional maupun dari berbagai media, seperti internet, buku, majalah maupun koran.

Soal persamaan dasar akuntansi kelas XII

Persamaan dasar akuntansi

Pada tanggal 18 agustus 2020, perusahaan yang bergerak bidang budidaya ikan dengan nama budidaya pembenihan ikan sejahtera melakukan beberapa transaksi sebagai berikut:
a. Investasi untuk modal pertama pada usaha budidaya pembenihan ikan sejahtera berupa uang tunai sebesar Rp25.000.000,00 dan Peralatan sebesar Rp750.000,00.
b. Membayar sewa atas tempat budidaya ikan sebesar Rp300.000,00 untuk 1 bulan. 
c. Membeli perlengkapan budidaya ikan secara kredit seharga Rp1.000.000,00 dan peralatan seharga Rp1.500.000,00. 
d. Memperoleh pendapatan atas jasa yang telah diberikan selama 1 minggu sebesar Rp 2.000.000,00. 
e. Membayar tagihan listrik dan air untuk bulan agustus 2020 sebesar Rp150.000,00.
f. Mendapatkan jasa pengantaran pesanan ikan sebesar Rp200.000,00. 
g. Membayar sebagian hutang atas pembelian perlengkapan pembenihan ikan sebesar Rp200.000,00. Menerima pelunasan piutang atas transaksi seorang konsumen sebesar Rp200.000,00. 
h. Pemilik mengambil uang tunai untuk digunakan secara pribadi sebesar Rp150.000,00. 
i. Dibayar gaji pekerja di pembenihan ikan untuk bulan agustus 2020 sebesar Rp1.500.000,00 
k. Pada pertengahan agustus 2020 perlengkapan yang masih ada bernilai Rp500.000,00 dan peralatan disusutkan sebesar Rp100.000,00. 
l. Mendapatkan jasa servis sebesar Rp500.000,00 

Berdasarkan data transaksi dalam persamaan akuntansi di atas.
Buatlah tabel persamaan akuntansi dan hitung jumlahnya..
Kalian kerjakan di buku tulis lalu kirim ke via email bapak. Arifwambudi1234@gmail.com

Menghitung titik impas (BEP) kwu kelas XI

1.   Pengertian BEP (Break Even Point) 
Menghitung Dari Sebuah Titik Impas Atau Break Even Point Analisis BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas yang artinya suatu usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini, dimana BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP Produksi = Total Biaya : Harga Penjualan

Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi suatu kegiatan usaha atau sebagai penentu batas pengembalian modal. Menghitung Dari Sebuah Titik Impas Atau Break Even Point Produksi minimal suatu kegiatan usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian. BEP adalah suatu keadaan dimana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. 
Biaya produksi zat warna alam indigo meliputi biaya investasi, biaya tidak tetap, dan biaya operasional. Analisis usaha produksi zat warna alam indigo di susun untuk mengetahui gambaran ekonomi mengenai usaha yang akan diwujudkan. Analisis usaha pembuatan zat warna alam indigo menggunakan asumsi bahwa : 
a. Alat spray aerator dapat digunakan selama 3 tahun. Oleh sebab itu biaya tetap yang digunakan merupakan biaya penyusutan per tahun dengan pola penyusutan tetap. Harga Alat Spray Aerator baru Rp. 3.000.000,00 
b. Lahan yang digunakan 400 m2 dengan sistem sewa 1 tahun. Komponen biaya lahan dihitung sesuai dengan masa produksi 
c. Tenaga kerja yang digunakan 1 orang. Upah per hari Rp. 50.000,00 
d. Siklus produksi disesuaikan dengan masa panen daun nila yaitu 3 bulan sekali. Proses produksi memerlukan waktu selama 6 hari sampai menghasilkan pasta. 
e. Produksi dilakukan di gedung milik sendiri, sehingga dalam kasus ini tidak dinyatakan sebagai bagian dari komponen biaya. 
f. Ember kapasitas 100 liter digunakan sebanyak 2 buah dengan harga masingmasing Rp. 100.000,00
g. Keranjang perendaman digunakan 2 buah dengan harga Rp. 50.000,00 
h. Ember dan keranjang perendaman, dapat digunakan selama 2 tahun. 
i. Harga pasta zat warna alam indigo di pasaran sangat beragam dan pada analisis ini digunakan angka rata-rata yaitu Rp. 50.000,00 per kg.
Komponen biaya dalam satu proses produksi (3 bulan) 
a. Biaya Investasi 
1) Sewa tanah per tahun 400 m2     Rp 300.000,00 
2) Alat spray aerator                       Rp 3.000.000,00 
3) Ember perendaman                    Rp 200.000,00 
4) Keranjang pengendapan             Rp 100.000,00     
Total investasi                                Rp 3.600.000,00 

b. Biaya Variabel 
1) Daun nila 300 kg @ Rp 1000,00          Rp 300.000,00 
2) Tenaga kerja 6 HOK @Rp 50.000,00    Rp 300.000,00 
3) Kapur tohor 9 kg @ Rp1000,00           Rp 9.000,00      
Total biaya tidak tetap/variabel                Rp 609.000,00 

c. Biaya Penyusutan 
1) Sewa Lahan                                     Rp. 75.000,00 
2) Penyusutan Spray Aerator                 Rp 250.000,00 
3) Penyusutan ember                            Rp. 50.000,00 
4) Penyusutan keranjang perendaman    Rp 25.000,00      
Total biaya tetap                                   Rp 400.000,00 

d. Biaya Produksi 
1) Biaya tidak tetap/variable cost     Rp 609.000,00 
2) Biaya sewa dan penyusutan         Rp 400.000,00      
Total biaya produksi                        Rp1.009.000,00 

e. Produksi Zat warna alam indigo 
Pasta 50 kg @Rp 40.000,00      Rp 2.000.000,00 
Total pendapatan                     Rp 2.000.000,00

f, Keuntungan 
Keuntungan =   Total penghasilan – Biaya produksi 
=   Rp 2.000.000,00 – Rp. 1.009.000,00 
=   Rp 991.000,00

2.  Menghitung BEP 
BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP Produksi    = Total Biaya : Harga Penjualan 
BEP Harga    = Total Biaya : Harga Penjualan
BEP Produksi    = RP 1.009.000,00 : Rp 40.000,00  = 25,23
BEP Harga     = RP 1.009.000,00 : 50 = Rp 20.180,00

Dari Menghitung Dari Sebuah Titik Impas Atau Break Even Point BEP produksi dan harga, diketahui bahwa titik impas usaha pembuatan zat warna indigo dicapai ketika produksi pasta mencapai 25,23 kg atau harga pasta indigo sebesar Rp 20.180,00/kg . Produksi di atas 25,23 kg dan harga di atas Rp20.180,00/kg pada tiap kali periode produksi adalah keuntungan.

Rabu, 26 Agustus 2020

Menghitung titik impas ( BEP) kwu kelas XI

1.   Pengertian BEP (Break Even Point) 
Menghitung Dari Sebuah Titik Impas Atau Break Even Point Analisis BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas yang artinya suatu usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini, dimana BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP Produksi = Total Biaya : Harga Penjualan

Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi suatu kegiatan usaha atau sebagai penentu batas pengembalian modal. Menghitung Dari Sebuah Titik Impas Atau Break Even Point Produksi minimal suatu kegiatan usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian. BEP adalah suatu keadaan dimana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. 
Biaya produksi zat warna alam indigo meliputi biaya investasi, biaya tidak tetap, dan biaya operasional. Analisis usaha produksi zat warna alam indigo di susun untuk mengetahui gambaran ekonomi mengenai usaha yang akan diwujudkan. Analisis usaha pembuatan zat warna alam indigo menggunakan asumsi bahwa : 
a. Alat spray aerator dapat digunakan selama 3 tahun. Oleh sebab itu biaya tetap yang digunakan merupakan biaya penyusutan per tahun dengan pola penyusutan tetap. Harga Alat Spray Aerator baru Rp. 3.000.000,00 
b. Lahan yang digunakan 400 m2 dengan sistem sewa 1 tahun. Komponen biaya lahan dihitung sesuai dengan masa produksi 
c. Tenaga kerja yang digunakan 1 orang. Upah per hari Rp. 50.000,00 
d. Siklus produksi disesuaikan dengan masa panen daun nila yaitu 3 bulan sekali. Proses produksi memerlukan waktu selama 6 hari sampai menghasilkan pasta. 
e. Produksi dilakukan di gedung milik sendiri, sehingga dalam kasus ini tidak dinyatakan sebagai bagian dari komponen biaya. 
f. Ember kapasitas 100 liter digunakan sebanyak 2 buah dengan harga masingmasing Rp. 100.000,00
g. Keranjang perendaman digunakan 2 buah dengan harga Rp. 50.000,00 
h. Ember dan keranjang perendaman, dapat digunakan selama 2 tahun. 
i. Harga pasta zat warna alam indigo di pasaran sangat beragam dan pada analisis ini digunakan angka rata-rata yaitu Rp. 50.000,00 per kg.
Komponen biaya dalam satu proses produksi (3 bulan) 
a. Biaya Investasi 
1) Sewa tanah per tahun 400 m2     Rp 300.000,00 
2) Alat spray aerator                       Rp 3.000.000,00 
3) Ember perendaman                    Rp 200.000,00 
4) Keranjang pengendapan             Rp 100.000,00     
Total investasi                                Rp 3.600.000,00 

b. Biaya Variabel 
1) Daun nila 300 kg @ Rp 1000,00          Rp 300.000,00 
2) Tenaga kerja 6 HOK @Rp 50.000,00    Rp 300.000,00 
3) Kapur tohor 9 kg @ Rp1000,00           Rp 9.000,00      
Total biaya tidak tetap/variabel                Rp 609.000,00 

c. Biaya Penyusutan 
1) Sewa Lahan                                     Rp. 75.000,00 
2) Penyusutan Spray Aerator                 Rp 250.000,00 
3) Penyusutan ember                            Rp. 50.000,00 
4) Penyusutan keranjang perendaman    Rp 25.000,00      
Total biaya tetap                                   Rp 400.000,00 

d. Biaya Produksi 
1) Biaya tidak tetap/variable cost     Rp 609.000,00 
2) Biaya sewa dan penyusutan         Rp 400.000,00      
Total biaya produksi                        Rp1.009.000,00 

e. Produksi Zat warna alam indigo 
Pasta 50 kg @Rp 40.000,00      Rp 2.000.000,00 
Total pendapatan                     Rp 2.000.000,00

f, Keuntungan 
Keuntungan =   Total penghasilan – Biaya produksi 
=   Rp 2.000.000,00 – Rp. 1.009.000,00 
=   Rp 991.000,00

2.  Menghitung BEP 
BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP Produksi    = Total Biaya : Harga Penjualan 
BEP Harga    = Total Biaya : Harga Penjualan
BEP Produksi    = RP 1.009.000,00 : Rp 40.000,00  = 25,23
BEP Harga     = RP 1.009.000,00 : 50 = Rp 20.180,00

Dari Menghitung Dari Sebuah Titik Impas Atau Break Even Point BEP produksi dan harga, diketahui bahwa titik impas usaha pembuatan zat warna indigo dicapai ketika produksi pasta mencapai 25,23 kg atau harga pasta indigo sebesar Rp 20.180,00/kg . Produksi di atas 25,23 kg dan harga di atas Rp20.180,00/kg pada tiap kali periode produksi adalah keuntungan.

Selasa, 25 Agustus 2020

Soal persamaan dasar akuntansi kelas XII

Persamaan dasar akuntansi

Pada tanggal 18 agustus 2020, perusahaan yang bergerak bidang budidaya ikan dengan nama budidaya pembenihan ikan sejahtera melakukan beberapa transaksi sebagai berikut:
a. Investasi untuk modal pertama pada usaha budidaya pembenihan ikan sejahtera berupa uang tunai sebesar Rp25.000.000,00 dan Peralatan sebesar Rp750.000,00.
b. Membayar sewa atas tempat budidaya ikan sebesar Rp300.000,00 untuk 1 bulan. 
c. Membeli perlengkapan budidaya ikan secara kredit seharga Rp1.000.000,00 dan peralatan seharga Rp1.500.000,00. 
d. Memperoleh pendapatan atas jasa yang telah diberikan selama 1 minggu sebesar Rp 2.000.000,00. 
e. Membayar tagihan listrik dan air untuk bulan agustus 2020 sebesar Rp150.000,00.
f. Mendapatkan jasa pengantaran pesanan ikan sebesar Rp200.000,00. 
g. Membayar sebagian hutang atas pembelian perlengkapan pembenihan ikan sebesar Rp200.000,00. Menerima pelunasan piutang atas transaksi seorang konsumen sebesar Rp200.000,00. 
h. Pemilik mengambil uang tunai untuk digunakan secara pribadi sebesar Rp150.000,00. 
i. Dibayar gaji pekerja di pembenihan ikan untuk bulan agustus 2020 sebesar Rp1.500.000,00 
k. Pada pertengahan agustus 2020 perlengkapan yang masih ada bernilai Rp500.000,00 dan peralatan disusutkan sebesar Rp100.000,00. 
l. Mendapatkan jasa servis sebesar Rp500.000,00 

Berdasarkan data transaksi dalam persamaan akuntansi di atas.
Buatlah tabel persamaan akuntansi dan hitung jumlahnya..
Kalian kerjakan di buku tulis lalu kirim ke via email bapak. Arifwambudi1234@gmail.com

Senin, 24 Agustus 2020

Menghitung titik impas ( BEP ) kelas XI

1.   Pengertian BEP (Break Even Point) 
Menghitung Dari Sebuah Titik Impas Atau Break Even Point Analisis BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas yang artinya suatu usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini, dimana BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP Produksi = Total Biaya : Harga Penjualan

Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi suatu kegiatan usaha atau sebagai penentu batas pengembalian modal. Menghitung Dari Sebuah Titik Impas Atau Break Even Point Produksi minimal suatu kegiatan usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian. BEP adalah suatu keadaan dimana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. 
Biaya produksi zat warna alam indigo meliputi biaya investasi, biaya tidak tetap, dan biaya operasional. Analisis usaha produksi zat warna alam indigo di susun untuk mengetahui gambaran ekonomi mengenai usaha yang akan diwujudkan. Analisis usaha pembuatan zat warna alam indigo menggunakan asumsi bahwa : 
a. Alat spray aerator dapat digunakan selama 3 tahun. Oleh sebab itu biaya tetap yang digunakan merupakan biaya penyusutan per tahun dengan pola penyusutan tetap. Harga Alat Spray Aerator baru Rp. 3.000.000,00 
b. Lahan yang digunakan 400 m2 dengan sistem sewa 1 tahun. Komponen biaya lahan dihitung sesuai dengan masa produksi 
c. Tenaga kerja yang digunakan 1 orang. Upah per hari Rp. 50.000,00 
d. Siklus produksi disesuaikan dengan masa panen daun nila yaitu 3 bulan sekali. Proses produksi memerlukan waktu selama 6 hari sampai menghasilkan pasta. 
e. Produksi dilakukan di gedung milik sendiri, sehingga dalam kasus ini tidak dinyatakan sebagai bagian dari komponen biaya. 
f. Ember kapasitas 100 liter digunakan sebanyak 2 buah dengan harga masingmasing Rp. 100.000,00
g. Keranjang perendaman digunakan 2 buah dengan harga Rp. 50.000,00 
h. Ember dan keranjang perendaman, dapat digunakan selama 2 tahun. 
i. Harga pasta zat warna alam indigo di pasaran sangat beragam dan pada analisis ini digunakan angka rata-rata yaitu Rp. 50.000,00 per kg.
Komponen biaya dalam satu proses produksi (3 bulan) 
a. Biaya Investasi 
1) Sewa tanah per tahun 400 m2     Rp 300.000,00 
2) Alat spray aerator                       Rp 3.000.000,00 
3) Ember perendaman                    Rp 200.000,00 
4) Keranjang pengendapan             Rp 100.000,00     
Total investasi                                Rp 3.600.000,00 

b. Biaya Variabel 
1) Daun nila 300 kg @ Rp 1000,00          Rp 300.000,00 
2) Tenaga kerja 6 HOK @Rp 50.000,00    Rp 300.000,00 
3) Kapur tohor 9 kg @ Rp1000,00           Rp 9.000,00      
Total biaya tidak tetap/variabel                Rp 609.000,00 

c. Biaya Penyusutan 
1) Sewa Lahan                                     Rp. 75.000,00 
2) Penyusutan Spray Aerator                 Rp 250.000,00 
3) Penyusutan ember                            Rp. 50.000,00 
4) Penyusutan keranjang perendaman    Rp 25.000,00      
Total biaya tetap                                   Rp 400.000,00 

d. Biaya Produksi 
1) Biaya tidak tetap/variable cost     Rp 609.000,00 
2) Biaya sewa dan penyusutan         Rp 400.000,00      
Total biaya produksi                        Rp1.009.000,00 

e. Produksi Zat warna alam indigo 
Pasta 50 kg @Rp 40.000,00      Rp 2.000.000,00 
Total pendapatan                     Rp 2.000.000,00

f, Keuntungan 
Keuntungan =   Total penghasilan – Biaya produksi 
=   Rp 2.000.000,00 – Rp. 1.009.000,00 
=   Rp 991.000,00

2.  Menghitung BEP 
BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP Produksi    = Total Biaya : Harga Penjualan 
BEP Harga    = Total Biaya : Harga Penjualan
BEP Produksi    = RP 1.009.000,00 : Rp 40.000,00  = 25,23
BEP Harga     = RP 1.009.000,00 : 50 = Rp 20.180,00

Dari Menghitung Dari Sebuah Titik Impas Atau Break Even Point BEP produksi dan harga, diketahui bahwa titik impas usaha pembuatan zat warna indigo dicapai ketika produksi pasta mencapai 25,23 kg atau harga pasta indigo sebesar Rp 20.180,00/kg . Produksi di atas 25,23 kg dan harga di atas Rp20.180,00/kg pada tiap kali periode produksi adalah keuntungan.